SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PERBANKAN
Nama : Mukibatul Munawaroh
Tugas dari dosen Bpk. Prihantoro
Dalam era bisnis yang sangat kompetitif sekarang ini, perusahaan harus dapat menampilkan hal-hal yang berbeda dan menarik untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Manajemen yang baik, akan menghasilkan keputusan jangka panjang yang dapat menambah umur suatu perusahaan. Untuk itu dikembangkan sebuah sistem yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan perusahaan atau biasa disebut Sistem Penunjang Keputusan (SPK). Begitu juga perbankan yang merupakan suatu perusahaan penting dalam perekonomian harus dikelola dengan manajemen yang baik agar dapat berperan dan berkompetisi.
SPK di bank disesuaikan dengan fungsinya. Fungsi-fungsi tersebut dapat digambarkan dalam struktur organisasi bank. Contoh struktur organisasi sebuah bank adalah sebagai berikut (contoh struktur organisasi bank Danamon):
Di masing-masing struktur organisasi tersebut terdapat keputusan-keputusan yang harus diambil, misalnya:
- Bagian pengembangan bisnis, keputusan-keputusan pengembangan bisnis menengah dan koperasi, perbankan ritel, dan penyelamatan kredit.
- Bagian Treasuri dan Internasional, keputusan-keputusan treasuri, payment products, pengelolaan anak perusahaan dan cabang.
Begitu juga dengan bagian-bagian lain.
SPK yang akan dibahas disini lebih dilihat dari produk-produk bank. Secara umum bank mempunyai produk-produk sebagai berikut:
- Penghimpunan dana, seperti tabungan, giro, deposito.
- Pembiayaan/kredit, misalnya kredit pemilikan rumah, kredit usaha, kredit consumer.
- Jasa layanan lainnya, seperti transfer, inkaso, bank garansi.
Di setiap jenis produk bank tersebut memerlukan keputusan-keputusan yang harus diambil, misalnya:
- Pada produk penghimpunan dana, memutuskan berapa persen tingkat suku bunga tabungan, giro dan deposito, jangka waktu pembayaran, dan sebagainya.
- Pada produk pembiayaan, memutuskan tingkat suku bunga pinjaman di tiap-tiap jenis kredit, kelayakan suatu pengajuan kredit diterima atau ditolak dan berapa jumlah kredit yang diterima.
- Pada produk jasa layanan lainnya, memutuskan besarnya tarif transfer, memutuskan diterima atau tidak bank garansi dan besarnya.
Di antara tiga produk tersebut, produk yang paling beresiko sekaligus yang mendatangkan keuntungan bagi sebuah bank adalah pembiayaan atau kredit. Resiko paling besar adalah kredit macet. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas Sistem penunjang keputusan dalam hal kredit. Dan contoh kreditnya adalah kredit pemilikan rumah.
Kredit pemilikan rumah (KPR) merupakan salah satu produk yang hampir ada di semua bank. Bank melihat bahwa kpr merupakan produk yang prospektif karena tingkat kebutuhan rumah semakin meningkat, sementara kemampuan rata-rata masih jauh untuk membeli kas. KPR ini dengan tujuan membantu nasabah atau debitur yang memerlukan dana untuk membeli rumah dengan membayar terlebih dahulu kepada developer perumahan, lalu debitur akan melakukan pembayaran dalam jangka waktu tertentu kepada bank.
Dalam menentukan sebuah permohonan KPR diterima atau tidak dan berapa besar KPR yang bisa dikucurkan, sebuah bank memerlukan data-data tertentu, kemudian akan melakukan analisis terhadap data-data tersebut yang biasanya disertai survey lapangan untuk memutukan diterima atau tidaknya KPR. Dalam proses pengambilan keputusan tersebut, jika dilakukan secara manual akan menemukan beberapa kendala, seperti:
- Proses pengambilan keputusan tidak efisien, karena adanya penggunaan waktu yang lama
- Adanya kemungkinan kolusi antara calon debitur dengan petugas bank dalam KPR.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut, digunakan sebuah sistem penunjang keputusan. Pemrosesan data dilakukan secara komputerisasi, sehingga lebih efisien. Beberapa data yang harus diproses antara lain:
- Data debitur, meliputi usia, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran perbulan, kreditabilitas, referensi, angsuran lain, tanggungan.
- Data rumah yang diagunkan, meliputi sertifikat, lokasi, dan harga.
- Data rumah yang dimiliki, meliputi sertifikat, lokasi, dan harga.
- Struktur KPR meliputi besarnya jumlah perkreditan pada bank, self financing, masa dan besar kredit untuk pns, pegawai swasta, wiraswasta, suku bunga, jaminan.
- Prosedur dan dokumen-dokumen berdasar pekerjaannya, misalkan SK pengangkatan PNS, pegawai BUMN
- Kekayaan dan hubungan bank, misalnya jumlah tabungan dan deposito
Semua data-data di atas diinputkan, dan sistem akan melakukan penilaian setiap point data, kemudian akan memberikan hasilnya dalam bentuk angka. Misalnya jika nilai dibawah 200 maka kredit ditolak, jika nilai diatas 200 maka kredit diterima.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar